jangka sorong
adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun ‘diameter dalam’
suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm).
Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.
Alat ini dipakai secara luas
pada berbagai bidang industri enjiniring (teknik), mulai dari proses
desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan akhir produk. Alat
ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang cukup tinggi,
mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan perawatan khusus.
Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (enjinir)
dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.
Bagian-bagian
Jangka Sorong
Bagian-bagian
jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan alat ini (sama
seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat diatur berdasarkan
letak “rahang” jangka sorong; terdapat dua pasang rahang, yakni sepasang rahang
luar (atau rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang
rahang dalam (atau rahang atas) untuk mengukur ‘diameter dalam’ (contohnya
mengukur diameter dalam pada cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat
digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua pasang rahang
tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula, terdapat tangkai
ukur kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara menggerakkan rahang.
Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong tersebut saling bergerak bersamaan,
maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung dengan cara yang
sama.
Cara Membaca Jangka Sorong
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka
sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah
pembacaan:
- Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
- Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk
mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
Contoh Soal Jangka Sorong
Contoh Soal 1
Tentukan
hasil pengukuran pada gambar diatas dalam satuan centimeter.
Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan
dengan angka nol pada skala vernier disebelah kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua
setelah nol pada skala vernier tepat lurus dengan garis diatasnya).
Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm
= 10,02 cm
0 komentar:
Posting Komentar